Metode Farmakologi 3
Uji Serologis Untuk Anti TB
Uji serologis, juga disebut tes antibodi, merupakan uji reaksi antigen-antibodi secara in-vitro. Uji ini satu dari beberapa prosedur laboratorium yang dilakukan pada sampel serum darah untuk tujuan mendeteksi antibodi atau antigen secara khusus dalam hubungannya dengan penyakit tertentu. Beberapa uji serologi yang digunakan antara lain uji Enzym linked immunosorbent assay (ELISA), uji hemagglutin ininhibitor, uji netralisasi, uji Mycodot (LAM), uji peroksidase anti peroksidase (PAP), uji serologi yang baru/ IgG TB, dan immunochromatogaraphy (ICT).
Link Video : https://youtu.be/R_Z0v6vaddI
Apakah sensitifitas dari pengujian serologis dapat mempengaruhi diagnosis dari TB, bagaimana jika sensistifitas nya rendah ataupun tinggi apakah dapat menentukan hasil pemeriksaan MTB ataupun NTM ?
ReplyDeletedari sumber yang saya temuin menyebutkan Uji serologi yang digunakan untuk pemeriksaaan diagnosis TB metode direct atau indirect. Sebagian besar uji serologis memiliki TAT yang rendah, negative predictive value yang tinggi dan sangat berguna untuk skrining. Keterbatasan uji ini adalah sensitivitasnya yang rendah pada penderita BTA negatif, HIV positif, dan pada negara endemis tinggi dengan rate infeksi yang tinggi. Uji serologi metode secara langsung (direct) juga cukup mahal, membutuhkan tenaga terlatih dan sering tidak dapat membedakan MTB dan NTM
Deleteada juga sumber yang menyebutkan bahwa pemeriksaan TB dengan metode serologis sensitivitasnya bermacam-macam tergantung kepada metode apa yang digunakan, contohnya seperti metode ICT-TB merupakan uji serologis yang cepat, sederhana dan mudah dalam pengoperasiannya. Kekurangan dari metode ini yaitu dapat terjadi reaksi silang, serta pada beberapa penelitian memberikan sensitivitas dan spesifisitas yang bervariasi. Variasi ini dapat dipengaruhi oleh imunitas penderita, stadium penyakit dan antigen yang digunakan.
jadi kesimpulan yang dapat disimpulkan adalah tentu saja sensitivitas dari semua uji yang dilakukan tidak sempurna 100% memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk uji serologis sendiri tergantung kepada metode yang dipilih namun secara keseluruhan uji serologis untuk tb memiliki sensitivitas yang cukup baik untuk mendeteksi tb. Pada uji untuk membedakan MTB dan NTM uji serologis sendiri mungkin kurang bagus disebabkan dari sensitivitas yang kurang dari beberapa metode
Adakah ikatan yang terjadi antara reagen dengan antibodi yang dapat menjelaskan proses terdeteksi nya hasil pemeriksaan serologis yang menunjukan positif TB ?
ReplyDeletePada pemeriksaan serologis untuk anti-tb terjadinya ikatan antara antigen dan antibodi untuk mendeteksi apakah penderita terjangkit atau tidak salah satu contoh ikatan yang terjadi yaitu pada pemeriksaan dengan metode ICT-TB dimana terjadinya ikatan antara antigen pada alat dan sampel (serum) pada pasien yang nantinya akan dikonjugasikan dengan dengan partikel halus bewarna yang disebut colloidal gold. Ikatan selanjutnya yaitu ikatan yang terjadi pada metode mycodot dimana ikatan terjadi antara antigen yang bernama LAM (lipoarabinomannan) dengan sampel (serum) pada pasien sehingga terjadinya perubahan warna
DeleteApakah tujuan dari perubahan enzim adenosin menjadi inosin pada pengujian TB menggunakan ADA test dan keterkaitannya dengan sistem imun ?
ReplyDeleteADA mengkatalisasi proses deaminasi adenosine dan 2’ deoxyadenosine serta komponen adenosine termetilasi lain yang terbentuk secara alamiah, yang kemudian menghasilkan inosine dan deoxynosine. Konversi lebih lanjut nukleosida terdeaminasi ini kemudian membentuk hipoxantin yang kemudian bertransformasi secara ireversibel menjadi asam urat.
DeleteAdenosin deaminase (ADA) merupakan enzim yang terlibat pada proses katabolisme purin yang mengkatalisis perubahan adenosine menjadi inosine dan deoksiadenosin menjadi deoksiinosin dan memegang peranan penting pada diferensiasi sel limfoid. Aktivitasnya tinggi pada kondisi yang menstimulasi imunitas seluler. Distribusinya pada manusia menyebar di seluruh tubuh namun peran fisiologi nya terutama penting pada jaringan limfoid. Nilai ADA meningkat pada efusi pleura TB. Pemeriksaan ADA merupakan pemeriksaan yang sederhana, cepat, bukan-invasif dan relatif murah sehingga harus dimasukkan dalam pemeriksaan rutin di laboratorium. Tes ADA ini juga membantu dalam penegakan diagnosis dan pengobatan efusi pleura TB lebih cepat.
keterkaitan antara ADA test dengan sistem imun ialah Limfopenia dan penurunan fungsi imun merupakan dua manifestasi tersering defisiensi ADA. Hal ini terkait dengan hipoplasia timus dan penurunan dalam jumlah besar ketiga kelompok limfosit, yaitu limfosit T, B, dan NK. Karakteristik defisiensi ADA onset awal berupa tidak adanya imunitas seluler dan humoral serta kondisi infeksi akibat jamur, virus, dan agen oportunistik yang progresif dan fatal. Kadar imunoglobulin total mungkin hanya turun sedikit pada awal kelahiran karena masih adanya kontribusi IgG maternal, sedangkan IgM dan IgA yang umumnya tidak melintasi barier plasenta kadarnya nihil. Saat kadar IgG menurun seiring terjadinya bersihan antibodi maternal, hipogamaglobulinemia menunjukkan absennya imunitas humoral.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu tujuan adenosin menjadi linosin adalah terjadi secara alamiah akibat termetilasi dan kaitan ada test dengan sistem imun adalah apabila tubuh terinfeksi mycobacterium tubercolosis maka kadar adenosin akan meningkat yang mana itu akan menjadi parameter dalam pemeriksaan tb.